Rabu, Desember 30, 2015

Menyerap Makna Pesan Sunan Kalijaga : Angalaras Ilining banyu angeli, ananging ora keli. Uninga sucining gandaning Nabi

Sunan Kalijaga adalah figur penting dalam sejarah pembentukan karakter arif umat Islam di tanah Jawa, dengan karakternya berwajah budaya, lentur, toleran, berkeadilan dan berkeseimbangan. Sebagai salah satu anggota Walisongo, Sunan Kalijaga adalah arsitek budaya Islam Jawa dan peletak dasar ideologi pendirian Kesultanan Mataram. Sang Sunan juga adalah tokoh penting lintas generasi yang  menjaga proses krusial transisi kerajaan-kerajaan nusantara (Majapahit, Demak, Pajang dan Mataram Islam).

Tumbuh sebagai tokoh ruhani yang mumpuni, juga seniman dengan penguasaan khazanah budaya yang mendalam dan memiliki proyeksi politik kebudayaan yang berkarakter. Melalui perjuangan Sunan Kalijaga pula, kebudayaan Indonesia menjadi penuh warna dan cahaya. Berakar pada sejarah dan tradisi sendiri, namun terbuka dan sensitif terhadap perkembangan zaman.
Sunan Kalijaga tidak hanya berupaya membenahi budaya yang ada, tetapi juga memberikan tafsiran budaya tidak lepas dari imajinasi masyarakat pada masa itu. Lahirlah naskah lakon-lakon wayang caragan sebagai salah satu tafsiran karya Sunan Kalijaga. Rekuperasi (pemulihan) masyarakat melalui jalur budaya, menunjukkan sikap arif Sang Sunan sebagai tokoh yang memahami sejarah masa lalu, masanya dan masa yang akan datang. Dari seorang figur besar Sunan Kalijaga pula, tentu kita telah mengetahui semangat perjuangannya menyebarkan nilai-nilai Islami ke masyarakat melalui budaya, dengan semangat perjuangannya yang gigih dalam melakukan gerakan sosiokultural-keagamaan. Semangat perjuangan dan kearifan Sunan Kalijaga dalam menjaga kebudayaan bangsa inilah yang pada waktu itu pernah dibahas pada seminar yang diselenggarakan oleh UIN Sunan Kalijaga. Baca http://uin-suka.ac.id/index.php/page/berita/detail/779/uin-sunan-kalijaga-seminarkan-kearifan-sunan-kalijaga-menjaga-kebudayaan-bangsa 
Bhineka Tunggal Ika, itulah simbol yang sering didengungkan masyarakat Indonesia, artinya menggambarkan Indonesia terdapat berbagai budaya dan kearifan lokal di setiap daerahnya. Sehingga wajah kehidupan masyarakat Indonesia pun tidak bisa terlepas dari wajah budaya yang sangat beragam. Tentu wajah kebudayaan ini bisa menjadi nilai tambahan yang sangat kuat bagi pembentukan karakter keislaman di Indonesia. Karakter bangsa Indonesia akan menjadi kuat apabila Islam dan kebudayaan di negeri ini bisa dikembangkan. Islam dan kebudayaan bisa saling bersinergi dan bisa saling menguatkan. Inilah yang perlu ditanamkan ke seluruh lapisan masyarakat, artinya karya-karya budaya asli daerah, tradisi dan kesenian lokal sebagai kekayaan kebudayaan nusantara dikembangkan untuk mendukung dakwah Islam dan gerakan keagamaan. Sehingga jalur kebudayaan dengan mengedepankan dakwah islamiyah, akan menjadi karakter kuat bagi bangsa Indonesia yang Islami.
Tentu pernah kita ketahui dalam sejarah bahwa Sunan kalijaga memanfaatkan wayang sebagai media dakwah Islamiyah di tanah Jawa. Budaya tidak harus semerta-merta dihilangkan seluruhnya, akan tetapi dari sebagiannya tersebut bisa menguatkan dakwah Islamiyah dengan disisipkan nilai-nilai keislaman didalamnya. Menelaah kembali visi, pemikiran, kepribadian, dan kehidupan Sunan Kalijaga itu sendiri yaitu berupaya membumikan Islam dengan pendekatan budaya, sehingga nilai-nilai Islam benar-benar merasuk dan membudaya dalam perilaku masyarakat. Masyarakat yang terbentuk adalah masyarakat yang terbangun jiwa raganya, seimbang kesalehan ritual dan sosialnya dan sebanding antara semangat dan pemahaman agamanya. Islam budaya adalah Islam yang tampil dalam kerja membudayakan manusia yang mengambil Islam sebagai panutan.
Dengan Islam dan budaya, manusia beriman berangkat dari pengembangan kedalaman, sehingga tampilan luarnya menunjukkan kedewasaan perilaku dan kebebasan berkreasi tanpa melewati batas-batas syariat yang telah ditetapkan dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah. Indikatornya yang terpenting adalah adanya keseimbangan antara semangat beragama serta pemahamannya dengan kebudayaan dan kearifan lokal. Islam dan budaya senantiasa menekankan pada sisi substansial ajaran Islam ketimbang formalitasnya. Dalam bahasa Sunan Kalijaga, seorang muslim harus mampu anglaras ilining banyu angeli, ananging ora keli. Kurang lebih artinya yaitu "Menyesuaikan mengalirnya air, sengaja mengikuti arus tapi jangan terbawa arus". Ucapan Sunan Kalijaga itu artinya kurang lebih mengajak kita untuk menyelaraskan diri dengan arus zaman, tapi jangan sampai terhanyut dalam arus itu.
Memang, terkadang kita temui orang-orang yang maunya hanya melawan arus, tapi lebih sering kelelahan dan mati di tengah jalan, atau minimal berbalik arah sebab tidak kuat menahan arus. Tipe yang kedua adalah mereka yang sejak awal selalu cari aman, cari enaknya saja. Tipikal yang seperti ini susah untuk dijadikan pelopor. Sunan Kalijaga pun jauh-jauh hari sudah berpesan pada kita, bahwa zaman memang tidak bisa ditentang. Tapi kita harus punya prinsip, punya pijakan. Sebab dengan itu, kita tidak bakal kebingungan menentukan arah. Menurut Dr. Maharsi (Dosen Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga) mengemukakan bahwa pada masa sekarang umat Islam harus mampu mengikuti perkembangan sosial budaya masyarakat global, didukung informasi dan teknologi yang terus berkembang. Namun yang terpenting adalah masyarakat Indonesia harus mempunyai pegangan agama, yakni; tauhid dan akhlaq sehingga tidak hanyut oleh perkembangan dan kebebasan yang tak terbatas. Dari itu berkenaan dengan zaman yang terus berkembang pesat sampai saat ini, teringat akan sebuah opini dari seseorang akan kutipan pesan Sunan Kalijaga tersebut bahwa kutipan ini berkaitan dengan globalisasi. Ikuti perkembangan iptek, tapi hindari dampak negatifnya. Jangan ikut-ikutaan orang barat yang dengan teknologi itu membawa kehancuran pada dunia jelsanya. 
Pesan lain yang melengkapi pesan Sunan Kalijaga yang telah dibahas diatas yaitu Uninga sucining gandaning Nabi, yaitu kurang lebih artinya "Selalu ingat/sadar akan kesucian harum/ajaran Nabi". Betapa indahnya pesan seorang figur besar dalam kejayaan Islam di tanah Jawa. Pesannya tersebut mengingatkan kita bahwa jangan sekali lupa akan kesucian dan keagungan ajaran kanjeng Nabi Muhammad SAW. Ini sebuah wanti-wanti dari jauh hari akan gambaran perkembangan zaman yang begitu pesat dan umat muslim tidak bisa menghindari pesatnya kemajuan zaman tersebut sampai dengan era globalisasi ini. Sebagai umat muslim tentu harus tetap mengikuti perkembangan zaman yang terus maju pesatnya, akan tetapi jangan sampai terbawa arus negatifnya. Dengan dilengkapi sebuah pesan bahwa kita harus terus ingat dan yakin akan kesucian dan keagungan ajaran kanjeng Nabi Muhammad SAW. Tetaplah berpegang teguh dengan ajaran-ajaranya, karena umat islam sejatinya nanti akan dihadapkan banyak hal-hal negatif dengan seiring bergulirnya zaman. Mungkin apabila mereka itu sendiri belum atau mungkin tidak memiliki prinsip dan karakter yang kuat dalam hidupnya, akan sangat mudah terbawa arus akan hal-hal negatif di sekelilngnya. Bagitulah perkiraan makna yang termuat dari pesan seoraang figur besar Sunan Kalijaga yang terkenal akan kearifannya menjaga budaya bangsa dengan mengdepankan nilai dakwah Islamiyah. Alangkah indahnya pesan Sunan Kalijaga itu kalau kita bisa jalankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar