Rabu, Juli 01, 2015

Kawula Muda

Berbicara tentang pemuda, tentu sudah tidak asing lagi  dikalangan kita semua bagaimana gambaran seorang pemuda itu sendiri. Pemuda adalah sosok yang dianggap melambangkan semangat yang tidak pernah redup, pemuda dianggap melambangkan keberanian yang tidak pernah luntur, pemuda dianggap melambangkan kekuatan yang tidak mudah hancur. Bahkan dari semua alasan
tersebut, sang proklamator negri ini, Ir. Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia yang pertama, suatu ketika pernah berkata: “BERI AKU 1000 ORANG TUA, NISCAYA AKAN KUCABUT SEMERU DARI AKARNYA, TETAPI BERI AKU 10 PEMUDA, NISCAYA AKAN KUGONCANGKAN DUNIA.” 
شَبَابُ الْيَوْمِ أُمَرَاءُ الْغَدِ     
“PEMUDA HARI INI, AKAN MENJADI PEMIMPIN DI MASA DEPAN”
Pernyataan ini mendorong kita untuk memperhatikan eksistensi pemuda itu sendiri sebagai generasi emas, calon pemimpin umat, harapan agama dan bangsa. Peran pemuda tentu sebagai ganerasi emas yang akan membawa perubahan, dan pemuda muslim tentunya yang akan meneruskan risalah perjuangan Rasulullah saw, para sahabat dan syuhadanya, dan yang akan menjadi pemimpin di masa depan yang selalu akan memperjuangkan nilai-nilai Islam demi masa depan negara yang lebih cerah kelak.
Tentu sudah tidak heran, betapa besarnya harapan masyarakat dan bangsa ini menunggu peran seorang pemuda, peran generasi muslim yang akan meneruskan tongkat estafet perjuangan para pendahulunya, sebagai agent of change yang akan menggagas ide-ide cemerlang, membawa perubahan nyata dengan karya-karya yang bermanfaat bagi bersama. Itulah yang selalu terlintas dibenak kita semua masyarakat Indonesia akan harapannya terhadap seorang pemuda. 
            Sudah patut kita semua sadari, bahwa sebagai generasi pemuda, tentu generasi emas muslim yang Insya Alloh akan memegang peranan penting di masa depan kelak. Apakah tugas pokok yang patut kita lakukan dan tentu kita perjuangkan untuk saat ini ? Disamping itu semua, apakah kita yang katanya harapan agama, bangsa dan negara, juga sebagai aset terbesar dan berharga yang tak ternilai harganya masih bisa bersantai, berpangku tangan, berleha-leha, dan beranggapan seperti ini: “udah santai saja, nikmati dulu masa muda loe, mumpung masih muda kapan lagi coba, hidup cuman sekali koq”, sedangkan banyak kalangan disekitar kita yang selalu membutuhkan bantuan kita, menanti peran kita sebagai generasi pemuda yang katanya harapan bangsa. Sungguh kawan, mereka yang disana selalu menanti seorang pemuda yang selalu mengerahkan seluruh kemampuan dan potensinya, memaksimalkan apa yang dia punya untuk kemaslahatan bersama,  sehingga  bisa menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi bersama dan terkhusus bagi agama, bangsa dan negara yang kita cintai ini. Sadarlah wahai kawula muda. Dari itu semua, masih pantaskah kita selalu beralasan lagi untuk selalu bersantai, berleha-leha, dan menghabiskkan waktu dan masa emas kita dengan hal yang cenderung sia-sia ? tentu tidak wahai kawula muda.
            Ketahuilah, ada dua hal yang kita selalu tertipu akan dua hal tersebut, yaitu kesehatan dan kesempatan. Pertama, Kesehatan. Orang yang sehat tidak akan benar-benar sadar akan berharganya kesehatan tersebut kecuali dia telah jatuh sakit. Maka tidak heran sebagian nasihat orang terdahulu mengumpamakan kesehatan bagaikan mahkota, karena mahkota itu sebuah kehormatan yang sangat luar biasa, tiada tanding harganya. Mereka yang benar-benar merasakan betapa sangat berartinya kesehatan itu hanyalah mereka yang saat ini sedang terbujur sakit. Kedua, Kesempatan. Tentu kita pernah dinasihati atau disemangati bahwa kesempatan itu tidak akan datang untuk kedua kalinya. Ini merupakan gambaran akan waktu atau kesempatan sangat-sangat berharga bagi kehidupan seseorang. Dan lagi-lagi sudah banyak orang terlena dan cenderung menyia-nyiakan kesempatan yang selalu hadir di kehidupannya. Terlebih dan terkhusus bagi kaum pemuda. Waktu muda adalah waktu yang sangat produktif untuk melakukan banyak hal, tentu hal yang baik dan bermanfaat baginya, bukan hal yang cenderung menjurus pada kesia-siaan sampai jatuh pada kelalaian dalam mengingat kepada-Nya. Dari itu sadarilah bahwa kesempatan itu masih ada bagi kalian dan kita yang masih merasa sebagai kaum pemuda. Tiada kata terlambat untuk sadar dan memulai selagi waktu itu tersedia dari Sang Maha Pencipta.
            Lalu kembali lagi, hal apa yang harus kita lakukan sebagai generasi muda, yang akan memegang peranan penting di masa depan kelak. Tentu tidak lain dan tidak bukan yakni bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu, mengasah potensi-potensi besar yang terbenam dalam diri kita sehingga dapat menghasilkan karya-karya nyata yang bisa bermanfaat bagi masyarakat. Bayangkan, jikalau pemuda, jikalau generasi muslim, jikalau pemimpin bangsa, tidak berilmu apalagi ditambah lagi dengan perangai yang jauh dari akhlak yang terpuji nan mulia, maka timbullah pertanyaan bagaimana masa depan bangsa ini, bagaimana generasi emas tersebut akan bangkit membangkit kejayaan bangsanya, membangkikan kejayaan Islam di masa depan kelak. Na'udzubillah. Sungguh ketahuilah, dengan ilmulah derajat kita bisa naik di hadapan Alloh SWT maupun di mata manusia selaku ciptaan-Nya. “Allah akan meninggikan (mengangkat) orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-   orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Mujadillah : 11)
             Sungguh sudah sangat jelas bagi kita semua. Dari ayat diatas tentulah janji Alloh SWT kepada hamba-hambaNya, dan janji-janji Alloh SWT sangatlah benar dan tepat adanya.  Akan tetapi diluar itu semua, mungkin benar adanya. Sebagian orang-orang berkata bahwa masa muda adalah masa yang susah. Masa muda adalah masa yang sulit yang selalu maunya enak sendiri, tidak mau merasa kalah apalagi mengalah antara satu dengan yang lainnya. Maka tidak heran banyak kalangan pemuda disekitar kita yang mereka kurang menghargai akan satu sama lainnya, sehingga selalu timbul pertikaian diantara mereka. Ironisnya, di era industri  yang serba canggih ini, bisa kita menyaksikan perbuatan kaum muda terkadang selalu bertentangan dengan syariat Islam. Tidak sedikit dari kalangan pemuda yang kurang sadar akan pentingnya pendidikan bagi masa depan mereka, pentingnya ilmu agama sebagai lentera kehidupan mereka.
Ada sebuah potongan syair yang cukup tepat menggambarkan kondisi psikologis kaum muda. Pernah kita mendengar dalam syair Rhoma Irama yang berbunyi “masa muda masa yang berapi-api, yang maunya menang sendiri, walau salah tak peduli.” Apabila kita simak dan cermati sejenak, benar adanya dalam syair tersebut. Masa muda ialah masa yang berapi-api, yang dalam dirinya selalu terbakar semangat yang membara. Walau sepenggal dari syair tersebut dituliskan “yang maunya menang sendiri”, akan tetapi dari itu semua, alangkah baiknya bisa kita lihat dari segi positifnya. Masa muda ialah masa yang berapi-api, mempunyai semangat yang menggebu-gebu dalam dirinya, mempunyai kekuatan baik fisik maupun pikiran yang tidak ada tandinganya bagi kalangan orang tua. Dan tentu memiliki potensi serta energi besar yang selalu dapat diandalkan dan dibanggakan. Kelak dari itu semua bisa menghasilkan karya-karya yang bermanfaat, dapat membawa perubahan yang nyata. Dapat mengharumkan nama bangsa ini dan tentunya bisa mengembalikan kejayaan dan peradaban Islam yang sekarang ini sedang dihadapi berbagai persoalan. Tentu atas izin Alloh SWT jawaban-jawaban dari persoalan tersebut ada pada kalian wahai kawula muda.
Dari itu semua, dengan menyebut asma Alloh Azza wa Jalla, juga diiringi dengan kemauan yang kuat. Azzamkan dalam diri kita semua untuk bersungguh-sungguh. Iringi dengan keyakinan yang kuat. Tentu kunci dari itu semua yaitu Istiqomah, guna semata-mata mengharapkan ridho-Nya. Semangat wahai Kawula Muda !!!         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar