Berbicara tentang
pemuda, tentu sudah tidak asing lagi dikalangan kita semua bagaimana
gambaran seorang pemuda itu sendiri. Pemuda adalah sosok yang dianggap
melambangkan semangat yang tidak pernah redup, pemuda dianggap melambangkan
keberanian yang tidak pernah luntur, pemuda dianggap melambangkan kekuatan yang
tidak mudah hancur. Bahkan dari semua alasan
tersebut, sang proklamator negri ini, Ir. Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia yang pertama, suatu ketika pernah berkata: “BERI AKU 1000 ORANG TUA, NISCAYA AKAN KUCABUT SEMERU DARI AKARNYA, TETAPI BERI AKU 10 PEMUDA, NISCAYA AKAN KUGONCANGKAN DUNIA.”
tersebut, sang proklamator negri ini, Ir. Soekarno sebagai presiden Republik Indonesia yang pertama, suatu ketika pernah berkata: “BERI AKU 1000 ORANG TUA, NISCAYA AKAN KUCABUT SEMERU DARI AKARNYA, TETAPI BERI AKU 10 PEMUDA, NISCAYA AKAN KUGONCANGKAN DUNIA.”
شَبَابُ
الْيَوْمِ أُمَرَاءُ الْغَدِ
“PEMUDA HARI INI, AKAN MENJADI PEMIMPIN
DI MASA DEPAN”
Pernyataan
ini mendorong kita untuk memperhatikan eksistensi pemuda itu sendiri sebagai
generasi emas, calon pemimpin umat, harapan agama dan bangsa. Peran pemuda tentu
sebagai ganerasi emas yang akan membawa perubahan, dan pemuda muslim tentunya
yang akan meneruskan risalah perjuangan Rasulullah saw, para sahabat dan
syuhadanya, dan yang akan menjadi pemimpin di masa depan yang selalu akan
memperjuangkan nilai-nilai Islam demi masa depan negara yang lebih cerah kelak.
Tentu
sudah tidak heran, betapa besarnya harapan masyarakat dan bangsa ini menunggu
peran seorang pemuda, peran generasi muslim yang akan meneruskan tongkat
estafet perjuangan para pendahulunya, sebagai agent of change yang akan
menggagas ide-ide cemerlang, membawa perubahan nyata dengan karya-karya yang
bermanfaat bagi bersama. Itulah yang selalu terlintas dibenak kita semua masyarakat
Indonesia akan harapannya terhadap seorang pemuda.
Sudah patut
kita semua sadari, bahwa sebagai generasi pemuda, tentu generasi emas muslim
yang Insya Alloh akan memegang peranan penting di masa depan kelak. Apakah
tugas pokok yang patut kita lakukan dan tentu kita perjuangkan untuk saat ini ?
Disamping itu semua, apakah kita yang katanya harapan agama, bangsa dan negara,
juga sebagai aset terbesar dan berharga yang tak ternilai harganya masih bisa
bersantai, berpangku tangan, berleha-leha, dan beranggapan seperti ini: “udah
santai saja, nikmati dulu masa muda loe, mumpung masih muda kapan lagi coba,
hidup cuman sekali koq”, sedangkan banyak kalangan disekitar kita yang
selalu membutuhkan bantuan kita, menanti peran kita sebagai generasi pemuda
yang katanya harapan bangsa. Sungguh kawan, mereka yang disana selalu menanti
seorang pemuda yang selalu mengerahkan seluruh kemampuan dan potensinya,
memaksimalkan apa yang dia punya untuk kemaslahatan bersama, sehingga
bisa menghasilkan karya-karya nyata yang bermanfaat bagi bersama dan
terkhusus bagi agama, bangsa dan negara yang kita cintai ini. Sadarlah wahai
kawula muda. Dari itu semua, masih pantaskah kita selalu beralasan lagi untuk
selalu bersantai, berleha-leha, dan menghabiskkan waktu dan masa emas kita
dengan hal yang cenderung sia-sia ? tentu tidak wahai kawula muda.
Ketahuilah, ada dua hal yang kita
selalu tertipu akan dua hal tersebut, yaitu kesehatan dan kesempatan. Pertama,
Kesehatan. Orang yang sehat tidak akan benar-benar sadar akan berharganya
kesehatan tersebut kecuali dia telah jatuh sakit. Maka tidak heran sebagian
nasihat orang terdahulu mengumpamakan kesehatan bagaikan mahkota, karena
mahkota itu sebuah kehormatan yang sangat luar biasa, tiada tanding harganya. Mereka
yang benar-benar merasakan betapa sangat berartinya kesehatan itu hanyalah
mereka yang saat ini sedang terbujur sakit. Kedua, Kesempatan. Tentu
kita pernah dinasihati atau disemangati bahwa kesempatan itu tidak akan datang untuk
kedua kalinya. Ini merupakan gambaran akan waktu atau kesempatan sangat-sangat
berharga bagi kehidupan seseorang. Dan lagi-lagi sudah banyak orang terlena dan cenderung menyia-nyiakan kesempatan yang selalu hadir di kehidupannya. Terlebih dan
terkhusus bagi kaum pemuda. Waktu muda adalah waktu yang sangat produktif untuk
melakukan banyak hal, tentu hal yang baik dan bermanfaat baginya, bukan hal yang
cenderung menjurus pada kesia-siaan sampai jatuh pada kelalaian dalam
mengingat kepada-Nya. Dari itu sadarilah bahwa kesempatan itu masih ada bagi
kalian dan kita yang masih merasa sebagai kaum pemuda. Tiada kata terlambat
untuk sadar dan memulai selagi waktu itu tersedia dari Sang Maha Pencipta.
Lalu kembali lagi, hal apa yang
harus kita lakukan sebagai generasi muda, yang akan memegang peranan penting di
masa depan kelak. Tentu tidak lain dan tidak bukan yakni bersungguh-sungguh
dalam menuntut ilmu, mengasah potensi-potensi besar yang terbenam dalam diri
kita sehingga dapat menghasilkan karya-karya nyata yang bisa bermanfaat bagi
masyarakat. Bayangkan, jikalau pemuda, jikalau generasi muslim, jikalau
pemimpin bangsa, tidak berilmu apalagi ditambah lagi dengan perangai yang jauh dari
akhlak yang terpuji nan mulia, maka timbullah pertanyaan bagaimana masa depan
bangsa ini, bagaimana generasi emas tersebut akan bangkit membangkit kejayaan bangsanya,
membangkikan kejayaan Islam di masa depan kelak. Na'udzubillah. Sungguh
ketahuilah, dengan ilmulah derajat kita bisa naik di hadapan Alloh SWT maupun
di mata manusia selaku ciptaan-Nya. “Allah
akan meninggikan (mengangkat) orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang- orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S Al-Mujadillah :
11)
Sungguh
sudah sangat jelas bagi kita semua. Dari ayat diatas tentulah janji Alloh SWT
kepada hamba-hambaNya, dan janji-janji Alloh SWT sangatlah benar dan tepat
adanya. Akan tetapi diluar itu semua, mungkin
benar adanya. Sebagian orang-orang berkata bahwa masa muda adalah masa yang
susah. Masa muda adalah masa yang sulit yang selalu maunya enak sendiri, tidak
mau merasa kalah apalagi mengalah antara satu dengan yang lainnya. Maka tidak
heran banyak kalangan pemuda disekitar kita yang mereka kurang menghargai akan satu sama lainnya, sehingga selalu timbul pertikaian diantara mereka. Ironisnya, di era industri yang serba canggih ini, bisa kita menyaksikan
perbuatan kaum muda terkadang selalu bertentangan dengan syariat Islam. Tidak
sedikit dari kalangan pemuda yang kurang sadar akan pentingnya pendidikan bagi masa
depan mereka, pentingnya ilmu agama sebagai lentera kehidupan mereka.
Ada
sebuah potongan syair yang cukup tepat menggambarkan kondisi psikologis kaum
muda. Pernah kita mendengar dalam syair Rhoma Irama yang berbunyi “masa muda
masa yang berapi-api, yang maunya menang sendiri, walau salah tak peduli.” Apabila
kita simak dan cermati sejenak, benar adanya dalam syair tersebut. Masa muda
ialah masa yang berapi-api, yang dalam dirinya selalu terbakar semangat yang
membara. Walau sepenggal dari syair tersebut dituliskan “yang maunya menang
sendiri”, akan tetapi dari itu semua, alangkah baiknya bisa kita lihat dari
segi positifnya. Masa muda ialah masa yang berapi-api, mempunyai semangat yang
menggebu-gebu dalam dirinya, mempunyai kekuatan baik fisik maupun pikiran yang
tidak ada tandinganya bagi kalangan orang tua. Dan tentu memiliki potensi serta
energi besar yang selalu dapat diandalkan dan dibanggakan. Kelak dari itu semua
bisa menghasilkan karya-karya yang bermanfaat, dapat membawa perubahan yang
nyata. Dapat mengharumkan nama bangsa ini dan tentunya bisa mengembalikan
kejayaan dan peradaban Islam yang sekarang ini sedang dihadapi berbagai
persoalan. Tentu atas izin Alloh SWT jawaban-jawaban dari persoalan tersebut
ada pada kalian wahai kawula muda.
Dari
itu semua, dengan menyebut asma Alloh Azza wa Jalla, juga diiringi
dengan kemauan yang kuat. Azzamkan dalam diri kita semua untuk bersungguh-sungguh.
Iringi dengan keyakinan yang kuat. Tentu kunci dari itu semua yaitu Istiqomah,
guna semata-mata mengharapkan ridho-Nya. Semangat wahai Kawula Muda !!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar