“Sesungguhnya Islam itu bermula dalam keadaan asing dan akan kembali asing sebagaimana awalnya.” (HR. Muslim). Demikian Rasulullah saw bersabda tentang kondisi kaum muslimin. Pada awal mula kedatangannya, Islam dianggap aneh dan asing. Selang beberapa masa, Islam mencapai puncak kejayaaan dan berwibawa. Namun, setelah generasi datang silih berganti cahaya Islam redup kembali.
Keterasingan Islam saat ini bukan asing seperti mula dengan
sedikitnya pengikut dan sulitnya ilmu agama dituntut. Tapi pada runtuhnya
kekuasaan, syariat, dan lenyapnya tradisi serta akhlaknya. Syariat dianggap tak
lagi hebat sementara tradisi barat menjadi kiblat.
Orang yang konsisten dengan ciri khas keislaman menjadi aneh, begitu
juga yang tak mau ikut-ikutan budaya barat harus siap mendapat cemoohan.
Dikatakan tidak gaul, nggak up date, dan lain sebagainya. Tak sedikit
yang kemudian galau dan mencari aman dengan tetap memakai ciri khas keislaman
tapi menyeburkan diri dalam budaya masyarakat kebanyakan. Contoh paling mudah
yang bisa kita saksiskan di layar televisi ataupun media sosial. Kita tak lagi
sulit menyaksikan seorang wanita berjilbab berjoget-joget dengan pedenya di
tengah kumpulan pria dan wanita disaksikan ratusan bahkan mungkin ribuan
penonton. Contoh lain, pemandangan wanita berjilbab berduaan pada malam hari di
beberapa kota besar dan kecil bukan lagi pemandangan langka, apalagi pada bulan
Februari yang bagi sebagian kalangan kawula muda dikenal dengan Valentine Day.
Kami memberi contoh wanita bukan berarti pria lebih baik, tetapi lebih karena
identitas wanita lebih mudah dikenali.
Tak sedikit pula yang benar-benar terbang bebas dari ikatan Islam. Tak
ada lagi ciri dan identitas keislaman selain kolom KTP yang masih bertuliskan
agama Islam. Pakaian ketat, transparan, dan terbuka menjadi identitas mereka,
sehingga tak bisa lagi dibedakan antara muslimah dan wanita non muslimah.
Demikian pula prianya, mereka malu melangkah kaki ke masjid sementara kawan
yang lain sedang asyik main game ataupun kesibukan lainnya. Tak enak rasanya
duduk membaca Al-Qur’an setelah maghrib sementara teman yang lain sedang asyi
nongkrong menghabiskan waktu hingga malam dengan bersenda gurau.
Mereka lebih percaya diri ketika merayakan ulang tahun, valentine
day, dan bergaul bebas ketimbang berjalan untuk menuntut ilmu atau melaksanakan
ibadah fardlu. Fenomena mengikuti budaya barat non muslim sudah pernah
disampaikan oleh Rasulullah, “Sungguh sebagian kalian nanti akan mengikuti
tradisi orang-orang sebelum kalian sedepa demi sedepa, sehasta demi sehasta,
hingga seandainya mereka masuk ke lubang biawak, niscaya kalian akan mengikuti
juga.” Para sahabat bertanya, “Apa yang Anda maksud adalah Yahudi dan Nasrani,
ya Rasulullah ?” beliau bersabda, “Siapa lagi kalau bukan mereka ?” (HR.
Bukhari).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar